Judul di atas tidak hanya mengajak kita untuk selalu berpikir positif, tetapi juga mengingatkan supaya jangan sampai orang lain salah menilai ucapan atau sikap kita.
Kita harus melatih diri untuk senantiasa berpikir positif tentang pikiran, pendapat, ucapan, maupun perilaku orang lain. Berpikir positif selain berguna bagi ketenangan hati juga dapat menambah semangat berkarya dan melakukan aktivitas sehari-hari. Meskipun pada awalnya bisa jadi kita tersinggung dengan kata-kata seseorang, tetapi energi kemarahan yang membara dalam gejolak jiwa dapat menjadi energi postif jika kita dapat menyikapi hal tersebut dengan bijaksana.
Gaya bahasa dan sikap tubuh setiap orang ketika berbicara memiliki ciri tertentu. Jika kita lebih
mengandalkan perasaan dibanding akal, maka yang terjadi adalah rasa marah bahkan terhina.
Mungkin kita sering mendengar seorang pimpinan perusahaan yang gemar melontarkan kritikan pedas kepada anak buahnya. Menghadapi pimpinan semacam ini kita harus berusaha mencari celah positif dari ucapannya. Tetaplah berpikir dengan kepala dingin dan berusahalah menganggap bahwa pimpinan tersebut ingin menguji keseriusan anak buahnya dalam bekerja atau ia sedang melatih mereka untuk menghadapi tantangan yang jauh lebih berat.
Sebaliknya jangan sampai kita menyebabkan orang lain berpikir negatif. Kita harus memahami bahwa tidak semua orang mengerti cara berbicara dan bahasa tubuh lawan bicara. Kita juga tidak dapat menuntut agar semua orang bersedia berpikir positif tentang semua hal. Kitalah yang harus berusaha supaya orang tidak selalu berpikir buruk.
Pendekatan individu perlu dilakukan supaya orang yang diajak berbicara mengerti maksud yang sebenarnya. Masalah ini harus disampaikan karena pemahaman tentang makna di balik ucapan tidak dimiliki semua orang.
Ada seorang karyawan sebuah perusahaan sebut saja A yang telah banyak memberikan bantuan akhirnya mengundurkan diri karena tidak tahan menghadapi kata-kata atasannya yang lebih pedas daripada sekilo cabai rawit. Setelah si A keluar, pimpinan perusahaan tersebut menjelaskan bahwa ia hanya ingin mendidik mental anak buahnya supaya tegar menghadapi berbagai tantangan.
Kalau saja sejak awal pimpinan tersebut menjelaskan maksudnya, mungkin saja karyawan tersebut akan berusaha berpikir lebih jernih. Walaupun perasaan tersinggung tetap ada, tetapi ia masih mencoba menangkap kata-kata sang pimpinan dari sudut pandang yang baik.
Meskipun demikian, kita harus selalu berhati-hati supaya orang lain tidak sakit hati akibat ucapan maupun sikap kita. Ingatlah bahwa orang tidak selalu ingat jika ada orang yang bermaksud baik yang tersimpan di balik kalimat. Oleh karena itu yang paling baik adalah menjauhkan diri dari mengucapkan kata-kata yang menyakitkan.
Rabu, 23 April 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar