Kamis, 24 April 2008

Asap Rokok di Angkot

Asap membumbung sesakkan dada
di sana-sini batuk pun bergema
tetapi kepulan asap semakin tebal saja
seperti tak hiraukan kesulitan sesama

Karena jengkel seseorang berseru
Tolong, jangan merokok di angkot ini!
Apa jawab si Perokok itu?
Kalau tidak mau kena asap rokok, baiknya naik taksi

Tidakkah kita temui kenyataan
jiwa individu telah merasuk diri
padahal kita tiada mampu hidup sendiri
tetapi mengapa derita saudara kita abaikan

Asap-asap pun berhamburan
percik tembakaunya membuahkan abu
kembali terdengar batuk-batuk dari balik saputangan
mereka yang duduk dengan wajah pucat kelabu

Rabu, 23 April 2008

Berpikir Positif

Judul di atas tidak hanya mengajak kita untuk selalu berpikir positif, tetapi juga mengingatkan supaya jangan sampai orang lain salah menilai ucapan atau sikap kita.
Kita harus melatih diri untuk senantiasa berpikir positif tentang pikiran, pendapat, ucapan, maupun perilaku orang lain. Berpikir positif selain berguna bagi ketenangan hati juga dapat menambah semangat berkarya dan melakukan aktivitas sehari-hari. Meskipun pada awalnya bisa jadi kita tersinggung dengan kata-kata seseorang, tetapi energi kemarahan yang membara dalam gejolak jiwa dapat menjadi energi postif jika kita dapat menyikapi hal tersebut dengan bijaksana.
Gaya bahasa dan sikap tubuh setiap orang ketika berbicara memiliki ciri tertentu. Jika kita lebih
mengandalkan perasaan dibanding akal, maka yang terjadi adalah rasa marah bahkan terhina.
Mungkin kita sering mendengar seorang pimpinan perusahaan yang gemar melontarkan kritikan pedas kepada anak buahnya. Menghadapi pimpinan semacam ini kita harus berusaha mencari celah positif dari ucapannya. Tetaplah berpikir dengan kepala dingin dan berusahalah menganggap bahwa pimpinan tersebut ingin menguji keseriusan anak buahnya dalam bekerja atau ia sedang melatih mereka untuk menghadapi tantangan yang jauh lebih berat.
Sebaliknya jangan sampai kita menyebabkan orang lain berpikir negatif. Kita harus memahami bahwa tidak semua orang mengerti cara berbicara dan bahasa tubuh lawan bicara. Kita juga tidak dapat menuntut agar semua orang bersedia berpikir positif tentang semua hal. Kitalah yang harus berusaha supaya orang tidak selalu berpikir buruk.
Pendekatan individu perlu dilakukan supaya orang yang diajak berbicara mengerti maksud yang sebenarnya. Masalah ini harus disampaikan karena pemahaman tentang makna di balik ucapan tidak dimiliki semua orang.
Ada seorang karyawan sebuah perusahaan sebut saja A yang telah banyak memberikan bantuan akhirnya mengundurkan diri karena tidak tahan menghadapi kata-kata atasannya yang lebih pedas daripada sekilo cabai rawit. Setelah si A keluar, pimpinan perusahaan tersebut menjelaskan bahwa ia hanya ingin mendidik mental anak buahnya supaya tegar menghadapi berbagai tantangan.
Kalau saja sejak awal pimpinan tersebut menjelaskan maksudnya, mungkin saja karyawan tersebut akan berusaha berpikir lebih jernih. Walaupun perasaan tersinggung tetap ada, tetapi ia masih mencoba menangkap kata-kata sang pimpinan dari sudut pandang yang baik.
Meskipun demikian, kita harus selalu berhati-hati supaya orang lain tidak sakit hati akibat ucapan maupun sikap kita. Ingatlah bahwa orang tidak selalu ingat jika ada orang yang bermaksud baik yang tersimpan di balik kalimat. Oleh karena itu yang paling baik adalah menjauhkan diri dari mengucapkan kata-kata yang menyakitkan.

Benarkah Karya Sastra Kurang Bermanfaat?

Banyak orang beranggapan bahwa menulis cerita, puisi, atau karya sastra yang lain tidak bermanfaat sedikit pun. Mungkin mereka mengira dunia sastra hanyalah dunia yang berasal dari imajinasi sang pengarang. Pendek kata, orang tersebut akan dianggap kurang dapat mengisi waktunya dengan baik. Karena menulis karya sastra dinilai sebagai kegiatan yang sia-sia, maka tidak heran jika kita membaca puisi atau cerpen juga akan dituduh kurang pandai menggunakan waktu.
Padahal jika kita bersedia membaca sebuah karya sastra dengan hati (meminjam semboyan Andi F. Noya), niscaya kita akan dapat menemukan banyak hikmah. Mengapa demikian? Sebab seorang pengarang tidak pernah menuliskan karyanya tanpa melalui proses pemikiran, puisi asal jadi (biasa disebut puisi kilat) sekali pun. Setiap pengarang memiliki amanat dalam karyanya. Ia tidak sekadar mencoretkan rangkaian kata-kata di atas secarik kertas, tetapi ia juga mempunyai tujuan supaya para pembaca memahami maksud tulisannya.
Marilah kita membaca penggalan cerpen "Mati Salah Pati" karya Gde Aryantha Soethama berikut ini.
Lelaki itu menarik kuat-kuat laci almari sehingga jasad Pekak Landuh tampak terbujur utuh. Kemejanya kotor, celananya sobek tergerus aspal. Lelaki karyawan PLN itu, yang istrinya gandrung pada kehidupan modern karena punya banyak uang, memeluk kaki ayahnya yang kaku dan dingin. Baru kali ini ia menyadari kalau ia kurang memperhatikan kehidupan ayahnya. Ia terlampau sibuk mengejar karier, mengisi keinginan istri dan anak-anak, dan melayani ambisi-ambisi pribadinya. Bagaimana mungkin kini ia minta maaf. Ia hanya bisa menangis terus. Dadanya terasa pecah. (diambil dari kumpulan cerpen pilihan Kompas berjudul Lampor).
Hanya dengan membaca penggalan cerpen di atas kita dapat menemukan amanat pengarang dengan mudah. Jangan sampai kita lupa berbakti kepada orang tua karena mengejar ambisi dan terlena oleh harta yang melimpah. Jika semuanya terlambat, hanya penyesalan yang kita dapatkan.
Atau puisi singkat karya Amir Hamzah berikut ini.
Karena kasih-Mu
Engkau tentukan waktu
Sehari lima kali kita bertemu
Bagaimana dengan amanat puisi di atas? Allah selalu menyediakan waktu khusus supaya kita dapat menemui-Nya. Bayangkan karena kasihnya Allah terhadap kita, sampai-sampai Dia menyediakan waktu khusus hanya untuk kita. Hal ini menggambarkan bahwa bertemu dan mencurahkan isi hati kepada Allah jauh lebih mudah dibanding bertemu wakil rakyat apalagi presiden. Indah sekali, bukan?
Sekali lagi, mengapa penulis karya sastra sering dinilai melakukan pekerjaan yang kurang bermanfaat? Jawabnya karena masih banyak orang yang menganggap para sastrawan tidak lebih dari tukang melamun dan berangan-angan.
Semua tulisan yang memuat dan mengajak pembaca kepada kebaikan adalah hal yang bermanfaat sekaligus menyenangkan. Pembaca memperoleh pengetahuan dan lebih mudah memahami amanat suatu karya dengan pikiran santai. Membaca karya sastra juga dapat melatih kelembutan, kepekaan hati, dan mengasah kreativitas berkarya.
Jadi kata siapa karya sastra itu tidak bermanfaat?
Berikut ini adalah madah dari seorang pengarang tidak dikenal.
Berlakulah seperti mawar yang berduri, menebar harum namun tetap menjaga diri.
Masih ragu? Mungkin Anda harus melatih diri untuk membaca dengan hati.






Senin, 21 April 2008

Menulis Cerita itu Mudah

Sekian tahun berkiprah di dunia pendidikan membuat saya sadar bahwa tidak semua orang memiliki bakat menulis.Kalau hanya sekadar menulis pasti bisa, tetapi mencari inspirasi kemudian menuangkannya menjadi
sebuah karangan ternyata membutuhkan kemampuan khusus.
Tidak semua orang dikarunai bakat menulis (dalam hal ini karangan) yang cemerlang. Walaupun ada pendapat yang mengatakan bahwa semua orang bisa menulis, tetapi tetap saja bakat menjadi penunjang yang tak kalah pentingnya untuk melancarkan kemampuan. Sebaliknya bakat tanpa latihan, bagaikan pisau yang tumpul karena tidak pernah diasah. Jadi bakat dan latihan keduanya dapat menjadikan seseorang memiliki kemampuan yang baik.
Lalu bagaimana dengan orang yang tidak memiliki bakat menulis? Saya sering melihat anak didik yang sulit menemukan ide atau mengubahnya menjadi sebuah karya. Bagi saya menulis itu mudah! Bukan karena saya bergelut dalam dunia ini, maka saya berpendapat demikian. Memang benar menulis itu mudah! Seandainya sulit, tidak mungkin seorang dokter dapat menjadi novelis terkenal atau sarjana teknik mesin menjadi pengarang yang cukup dikenal. Padahal dunia mereka benar-benar menyimpang jauh dari dunia sastra. Ini berarti bahwa sebenarnya setiap orang dapat menulis, asalkan ia memiliki kesabaran dan keteguhan hati yang luar biasa.
Kesabaran menemukan ide yang tepat untuk bahan tulisan dan keteguhan hati dalam menuangkan proses kreatif untuk menjadikannya sebuah tulisan yang utuh.
Menentukan ide tidaklah sesulit yang kita bayangkan. Apa saja yang kita temui atau berada di sekitar, dapat dijadikan bahan tulisan. Untuk menjadikannya sebuah karangan (cerpen misalnya) kita dapat mengingat atau
membayangkan suatu peristiwa dan menggabungkannya dengan ide tersebut. Bahkan pengalaman seseorang pun
bisa kita jadikan cerita walaupun ada penambahan pada beberapa bagian. Hal ini penting karena cerita bukanlah kejadian nyata, walaupun berasal dari sumber yang nyata. Sebuah cerita memerlukan gabungan peristiwa nyata dan imajinasi, serta menuntut keahlian pengarang dalam bermain kata.
Joni Ariadinata seorang pengarang yang pernah menjalani kehidupan masyarakat kelas bawah menggambarkan kehidupan keluarga yang serba kekurangan dan tinggal di tempat kumuh pula. Cerpennya yang berjudul "Lampor"
mampu menjelaskan dengan menarik kehidupan masyarakat kumuh tersebut. Pergaulan sehari-hari bersama orang-orang pinggiran membuat Joni tidak mendapat kesulitan saat menuliskan kata-kata yang biasa terdapat di kalangan tersebut. Hal ini berarti Joni memberikan sebagian pengalamannya dan sebagian lainnya berupa imajinasi. Pengalaman itu dituangkan ke dalam penulisan bahasa yang digunakan para tokoh cerita, sedangkan kejadian-kejadian yang dialami para tokoh adalah bentuk imajinasi yang disuguhkan Joni. Walaupun cerita yang ditulis adalah sebuah perkara yang lazim terjadi, tetapi semua itu tidak terlepas dari bayangan-bayangan yang muncul dalam benak saat pengarang memutuskan untuk mengubah ide menjadi cerita.
Mulailah dari hal yang paling sederhana. Menulis buku harian dengan mencantumkan kejadian yang mengesankan adalah langkah yang tepat untuk mulai berlatih menulis. Atau tulis tentang apa saja. Tidak masalah jika pada awalnya belum membentuk paragraf atau cerita. Rajin menulis akan dapat mengasah kepekaan kita dalam merangkai kalimat-kalimat yang padu menjadi paragraf. Sekali lagi jangan biarkan imajinasi terpendam di dada,
gali dan terus gali hingga kita dapat membuktikan bahwa menulis cerita itu memang mudah!





Rabu, 16 April 2008

Kembara Semesta

Sudah tiba saatnya kita melaju
terlalu lama kita berjalan selalu

Tak kan sampai kita di angkasa
sedangkan pesawat saja kita tak punya

Marilah datangkan ahli
ajarkan kita rakit si burung besi

Rencana cepat kita tentukan
agar dapat pastikan tujuan

Pesawat canggih siaplah sudah
lewat pelajaran yang tak mudah

Ini bukan pesawat asal jadi
puluhan pakar ikut berbagi

Pesawat terbang lintasi angkasa
kini menembus atmosfer mayapada

Lihat, lihatlah planet tercinta
warnanya biru tenangkan jiwa

Pesawat terus terbang melayang
tak pernah tahu kapan kan pulang

Senin, 14 April 2008

Bersama Angan

Aku melenggang bersama angan
menepis badai yang menerpa kehidupan
segenggam tekad kubawa erat di tangan

Jalan panjang mendaki dan berliku
kupanjat tebing curam menggetar kalbu
kusimpan asa agar tak lari dariku

Di hadapan laut luas membentang
kuingin terjun dan berenang
mencari impian yang lama menghilang

Aku berenang
Aku menerjang
Aku melenggang

Aku berenang mencari impian
Aku menerjang menggapai harapan
Aku melenggang bersama sejuta angan