Cara bicara beliau tegas dan terdapat penekanan pada setiap kata. Jika tidak terbiasa, pasti mengira beliau sedang marah dan bisa-bisa merasa sakit hati. Maklumlah beliau seorang hakim
yang terbiasa memutuskan perkara di pengadilan.
Beliau adalah bibiku, adik almarhum ibuku. Sepeninggal kedua orang tuaku, beliau adalah pengganti orang tuaku. Dari beliau saya banyak belajar tentang banyak hal dalam kehidupan ini.
Nasihat yang paling kuingat adalah supaya saya selalu bersikap rendah hati. Tetap percaya diri namun menjauhkan diri dari merasa paling pandai, paling bisa, dan paling-paling lainnya yang bertujuan memamerkan kelebihan diri. "Mbak, di hadapan Allah kita ini tidak ada artinya. Jadi untuk apa kita sombong?"begitu nasihat beliau.
Setiap kali saya melihat seseorang yang menyombongkan diri hanya karena merasa lebih pandai dalam suatu bidang atau memiliki kedudukan maupun gelar yang lebih tinggi dibanding lawan bicara, saya terheran-heran. Saya tidak habis pikir apakah orang itu belum menyadari bahwa di atas langit ada langit? Bahwa sombong itu pakaian kebesaran Allah?
Senin, 05 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar